Menurut se ri gala, ukuran demokrasi adalah "sama -sama hewan" Dan gagasan ini dengan gigih di didukung kepala kebun binatang. Ke-17 hewan lainnya itu tak setuju. Me nurut me re ka, de fi nisi demokrasi adalah "sama-sama hewan yang ti dak memakan satu sama lai n, ti dak memangsa satu sama lai n".
Kulub dan Kia tiba di Kebun Binatang Ragunan. Setelah masuk lewat pintu utara 3, mereka sampai di kandang gajah. Meski tak berpagar, ada lubang seperti sungai kering yang memisahkan gajah dengan para pengunjung.âKamu nggak kasihan dengan binatang-binatang itu? Seharusnya mereka hidup bebas di hutan atau alam liar?â Tanya Kulub. Kia menjawab pertanyaan Kulub tentang kasihan, bak diplomat ulung; âKalau Kakak melihatnya dengan sudut pandang itu, tentu saja kasihan. Tapi, kalau dengan perspektif lain, seperti menjaga kelestarian hewan, ilmu pengetahuan dan penelitian, dan pandangan-pandangan positif yang lain, gimana?â Kulub terdiam.âTapi, kok di sini gak ada cebong atau kampret ya? Padahal cebong ama kampret lagi viral di media sosial!?â seloroh Kulub.âUdah deh, Kak. Gak usah mempolitisir hiburan ini ah.âKulub tertawa. âEh, tapi ini perlu dipertimbangkan oleh pengelola dan pengurus Kebun Binatang ini. Keduanya menjadi semacam hiburan loh. Semacam dagelan di dunia perpolitikan Indonesia,â ucapnya yang kemudian menjelaskan tentang bagaimana kedua kubu pendukung capres menggunakan akal pikiran dan perspektifnya masing-masing untuk meraih simpati masyarakat. Tentu saja dengan tujuan memilih capres dan cawapres yang teringat dengan Demokrasi Binatang yang pernah ditulis Kuntowijoyo dengan judul Demokrasi Gajah, Demokrasi Kuda, dan Demokrasi Anjing. Esai tersebut ia temui di buku Selamat Tinggal Mitos Selamat Datang Realitas, terbitan mizan, Bandung, tahun menulis gajah dalam sirkus sudah ada target yang ditentukan oleh pelatihnya, dan pelatih selalu memberi hadiah kepada gajah ketika berhasil melakukan sesuatu yang diperintah. Kuntowijoyo menghubungkan hal tersebut dengan demokrasi. âBila demokrasi sudah ditargetkan seperti itu namanya masyarakat tertutup. Dan itu bertentangan dengan demokrasi itu sendiri,â hadiah dapat diartikan sebagai upah yang diberikan atas kepatuhan menjalankan perintah dari pelatih baca penguasa. Kesimpulannya ialah demokrasi gajah bukanlah demokrasi yang sebenarnya. Kulub pun teringat dengan istilah sepak bola gajah yang segalanya sudah diatur sebelumnya. Terutama tentang hasil dan skor demokrasi gajah, Kuntowijoyo pun mengungkap tentang demokrasi kuda. âMengatur orang tak ubahnya seperti mengatur dan mengendalikan kuda. Kita harus menyatu dengan kuda; kalau kuda ingin merumput, kita harus tahu. Kuda itu kita anggap saudara kita. Kuda itu tahu. Akan tetapi, siapa yang menentukan arah kemana kuda harus menuju? Ya, tentu saja penunggangnya,â ada dua hal; Pertama, yang menentukan arah, tetap penunggangnya. Kedua, kuda itu tetap menjadi kuda tunggang, tidak bebas seperti kuda liar. Satu-satunya keuntungan bagi kuda adalah ia terbebas dari gangguan satwa liar, seperti ketinggalan, Kuntowijoyo menyebut pula demokrasi anjing. âMenghubungkan anjing dengan demokrasi tidaklah sulit,â tegasnya. âSeperti diketahui, anjing butuh jalan-jalan. Dalam hal ini, yang empunya anjing terpaksa menurut. Jadi, seolah-olah anjing berada di atas angin. Akan tetapi, anjing itu tetap dimiliki. Dan jangan lupa anjing itu harus pulang ke rumah tuannya,â tambahnya tentang demokrasi pun tak ketinggalan. Dalam diamnya sambil melihat Kia yang masih sibuk mengambil gambar burung-burung, keisengan di otaknya membisiki demokrasi ala cebong dan kampret, mungkinkah?Sayangnya, Kulub urung menghubungkan demokrasi dengan cebong dan kampret. Karena ia melihat, cebong dan kampret hanya istilah negatif yang seharusnya tidak ada. Sebab, pendukung dua capres dan cawapres yang ada semuanya manusia. Terlebih teman-temannya sendiri. Kulub terbayang wajah teman-temannya yang saling adu argument. Lalu menyayangkan ketika kata cebong dan kampret terlontar dalam adu gagasan dan argument tersebut. Dan Tiba-tiba ia teringat Gusdur yang mengatakan âyang kebih penting politik adalah kemanusiaanâ.âYa, bagaimanapun mereka adalah manusia. Toh kalaupun kelakuan mereka seperti cebong atau kampret seperti yang dilontarkan masing-masing kubu, sepertinya tidak etis dan tidak bermoral jika sebutan itu terus terlontar. Cebong tetaplah cebong. Kampret tetaplah kampret. Manusia tetaplah manusia, walau kelakuan terkadang seperti binatang, bahkan lebih buruk,â pikir Kuntowijoyo menyebut demokrasi dengan nama-nama binatang, itu lebih kepada gambaran tentang bagaimana demokrasi dilaksanakan. Dan di akhir tulisannya pun ditegaskan tentang demokrasi pancasila yang mesti terus dijaga. Ya, Kuntowijoyo lebih menekankan pada bagaimana bukan siapa pelakunya. Walau ujung-ujungnya, itu akan mengarah pada pelakunya, pada siapanya Bersambung
menghormatidipercaya gue tertidur menyebalkan katie pasien u arab kebun serikat mencintaiku botol rokok cao menggunakannya mahal peraturan nuklir pecundang menjatuhkan trik baris galaksi rachel tersembunyi muka g rekaman lou sara lautan kelaparan kasihan cermin mak siapakah mendekati pengantin robert toilet beres akulah sayangku menyebut
38 Kelas XI SMAMASMKMAK Demokrasi Kebun Binatang Mari kita pergi ke kebun binatang bersama-sama, Karena kita ingin mendengar gagasan pimpinan baru kota para hewan itu. Pimpinan baru kebun binatang ingin mereposisi sebuah kandang dan kandang itu kandang yang penting posisinya. Kandang itu berpagar kawat yang cantik ornamennya, Tinggi oleh siapa pun tak terlompati, Kekar oleh siapa pun tak tergoyahkan, Luasnya sepuluh hektar, Di dalamya ada danau, gua, padang rumput dan belukar. Penduduk kandang itu kambing, kelinci, kijang, kucing, kuda, kerbau, keledai, anjing, domba, sapi, gajah, rusa, monyet, perkutut, burung hantu, dan jerapah. Pak kepala kebun binatang berminat benar memasukkan serigala ke dalam kandang besar itu, karena katanya sudah 34 tahun lamanya makhluk ini berada di luar sana. Alasannya adalah bahwa demokrasi hewan harus ditegakkan, Termasuk demokrasi serigala. Menurut serigala, ukuran demokrasi adalah âsama-sama hewanâ Dan gagasan ini dengan gigih didukung kepala kebun binatang. Ke-17 hewan lainnya itu tak setuju. Menurut mereka, deinisi demokrasi adalah âsama-sama hewan yang tidak memakan satu sama lain, tidak memangsa satu sama lainâ. Pak kepala, ganjilnya, tak menerima logika ini dan tetap memihak deinisi demokrasi serigala. Keesokan harinya, selepas acara makan pagi para penghuni kebun binatang, dia membawa seekor hewan berkaki empat ke depan kandang itu. âkalian tengoklah makhluk penyabar ini. Perhatikan bulunya yang bersih berkilat, telinganya yang lemas terkulai dan bahasa badannya yang sopan. Nah kan dia jinak dan baik hati,â kata pak kepala, Ke-17 hewan berteriak. âLho, itu kan serigala yang memakai jaket kulit kambing dan memakai telinga kambing palsu.â seru mereka. âBiar menyamar seperti apa, pak kepala, kami tetap kenal betul bau keringat badannya.â Dua puluh empat jam kemudian, kepala kebun binatang datang ke depan pintu kandang dan menuntun lagi makhluk itu. âsaya minta kalian dengan hati terbuka memperhatikan ciptaan Tuhan ini. Perhatikan tingkah lakunya yang mandiri, matanya yang bening dan suci, ekspresi luhurnya budi pekerti. Nah bukankah dia jinak dan baik hati?âtanyanya. Ke-17 hewan penghuni kandang bersorak. âYaaah, itu kan serigala menyamar lagi, yang memakai rompi bulu domba, dan memakai tanduk domba palsu.âseru PPKn 39 mereka. âBiar menyamar seperti apa, pak kepala, biar bulunya wol putih seperti domba Australia, kami tetap kenal gigi dan taringnya yang runcing-runcing itu.â Kepala kebun bintang tampak kesal, gerahamnya gemeletuk dan wajahnya mulai memerah.ÂŽâBagaimana kalian ini, kok tidak menghormati demokrasi serigala? Hargailah hak asasi hewan, artinya, jangan mengucilkan hewan apapun,âkatanya............... Setelah kalian membaca puisi di atas, coba kalian jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. 1. Mengapa istilah demokrasi maknanya beranekaragam? 2. Dapatkah kita memaksakan pemahaman tentang demokrasi kepada orang lain? Berikan alasanmu. 3. Coba kalian identiikasitemukan nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam puisi di atas. 4. Dari nilai-nilai yang sudah diidentiikasikan, nilai-nilai apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari? Apabila kalian cermati, kondisi yang diutarakan dalam puisi di atas mirip dengan kondisi yang terjadi saat ini. Di saat orang saling berebut pandangan mengenai arti demokrasi, tiap orang mengemukakan sudut pandang berbeda yang tidak jarang tidak mau menerima sudut pandang orang lain. Tidak jarang ada orang atau kelompok yang mendasarkan arti demokrasi dari sudut agama, politik dan sebagainya. Oleh karena itu, pada bagian ini akan diuraikan pengertian demokrasi secara sistematis mulai dari asal kata sampai pada taraf pelaksanaannya. Kata demokrasi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratoscratein yang berarti pemerintahan sehingga demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat. Kata ini kemudian diserap menjadi salah satu kosa kata dalam bahasa Inggris yaitu democracy. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Kebanyakan orang mungkin sudah terbiasa dengan istilah demokrasi, tapi tidak menutup kemungkinan masih ada yang salah dalam mempersepsikan istilah demokrasi. Bahkan tidak hanya itu, konsep demokrasi bisa saja disalahgunakan 40 Kelas XI SMAMASMKMAK oleh para penguasa terutama penguasa yang otoriter untuk memperoleh dukungan rakyat agar kekuasaannya tetap langgeng. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi merupakan istilah politik yang berarti pemerintahan rakyat. Hal tersebut dapat diartikan bahwa dalam sebuah negara demokrasi kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh rakyat atau wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas. Dalam pandangan Abraham Lincoln, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Artinya, rakyat dengan serta merta mempunyai kebebasan untuk melakukan semua aktivitas kehidupan termasuk aktivitas politik tanpa adanya tekanan dari pihak mana pun, karena pada hakikatnya yang berkuasa adalah rakyat untuk kepentingan bersama. Dengan demikian, sebagai sebuah konsep politik, demokrasi adalah landasan dalam menata sistem pemerintahan negara yang terus berproses ke arah yang lebih baik. Dalam proses tersebut, rakyat diberi peran penting dalam menentukan atau memutuskan berbagai hal yang menyangkut kehidupan bersama sebagai sebuah bangsa dan negara. Info Kewarganegaraan Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara legislatif, eksekutif, dan yudikatif untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas independen dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini dapat saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances. Sumber Dokumen Kemdikbud Gambar Abraham Lincoln; Presiden Amerika yang ke-16 1861 - 1865 terkenal sebagai peletak konsep dasar demokrasi PPKn 41 Kebebasan dan demokrasi sering dipakai secara timbal balik, tetapi keduanya tidak sama. Sebagai suatu konsep, demokrasi adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan yang juga mencakup seperangkat praktik yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku. Pendeknya, demokrasi adalah pelembagaan dari kebebasan. Artinya, kebebasan yang dimiliki rakyat diatur dan diarahkan oleh sebuah lembaga kekuasaan yang sumber kekuasaannya berasal dari rakyat dan dijalankan sendiri oleh rakyat sehingga kebebasan yang mereka miliki dapat dilaksanakan secara bertanggung jawab dan tidak melanggar kebebasan yang dimiliki orang lain. . Tugas Mandiri Lakukanlah studi literatur dengan membaca berbagai macam buku maupun artikel dari koran atau internet yang berkaitan dengan perbedaan antara negara demokrasi dengan negara otoriter. Tuliskanlah hasil temuan kalian pada tabel di bawah ini dan informasikanlah kepada teman-teman yang lain. No Negara Demokrasi Negara Otoriter 1. 2. 3. 4. 5. Info Kewarganegaraan Penerapan demokrasi di Indonesia didasari oleh sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan yang dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, serta menjiwai sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 42 Kelas XI SMAMASMKMAK 2. Klasiikasi Demokrasi Demokrasi telah dijadikan sebagai sistem politik yang dianut oleh sebagian besar negara di dunia. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya berbeda-beda bergantung dari sudut pandang masing-masing. Keanekaragaman sudut pandang inilah yang membuat demokrasi dapat dikenal dari berbagai macam bentuk. Berikut ini dipaparkan beberapa macam bentuk demokrasi. a. Berdasarkan titik berat perhatiannya Dilihat dari titik berat yang menjadi perhatiannya, demokrasi dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk. 1 Demokrasi formal, yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-negara liberal. 2 Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik kurang diperhatikan bahkan kadang-kadang dihilangkan. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-negara komunis 3 Demokrasi gabungan, yaitu bentuk demokrasi yang mengambil kebaikan serta membuang keburukan dari bentuk demokrasi formal dan material. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-negara non-blok. b. Berdasarkan ideologi Berdasarkan ideologi yang menjadi landasannya, demokrasi dapat dibedakan ke dalam dua bentuk. 1 Demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal, yaitu demokrasi yang didasarkan pada kebebasan atau individualisme. Ciri khas pemerintahan demokrasi konstitusional adalah kekuasaan pemerintahannya terbatas dan tidak diperkenankan banyak melakukan campur tangan dan bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi. 2 Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang didasarkan pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat mencita- citakan kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial. Manusia dibebaskan dari keterikatannya kepada pemilikan pribadi tanpa ada penindasan serta paksaan. Akan tetapi, untuk mencapai masyarakat tersebut, apabila
Apamakna dari puisi demokrasi kebun binatang karya taufik ismail - 7996765 sundarinemo sundarinemo 21.10.2016 B. Indonesia Nila otoriter Karena pak kepala binatang memaksakan demokrasi serigala kepada 17 binatang 3. Nilai licik Karena serigala menyamar menjadi domba agar ia bisa memakan binatang d dlm kandang. Iklan
100% found this document useful 1 vote3K views2 pagesDescriptionteriakasih karyanya...Copyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote3K views2 pagesDemokrasi Kebun BinatangJump to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
KOTABANDUNG, Keberadaan Kebun Binatang Bandung memiliki sejarah yang panjang. Dosen Pendidikan Sejarah Sekolah Pascasarjana UPI dan Kepala Museum Pendidikan Nasional UPI, Leli Yulifar kepada Humas Kota Bandung. Kamis 4 Agustus 2022 mengungkapkan kisah berdirinya Kebun Binatang.
February 27, 2022 Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku PKN untuk Kelas 11 halaman 39. Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket PPKN Demokrasi Kebun Binatang Halaman 39. Buku siswa untuk Semester 1 Kelas XI SMA/SMK. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban Pilihan Ganda PG dan juga Esaay Bab 2 Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila Kelas 11 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 K13. Kunci Jawaban Hal 39 PKN Kls 11Jawaban PKN Kelas 11 Halaman 39 Demokrasi Kebun BinatangJawaban PKN Kelas 11 Halaman 39 Demokrasi Kebun BinatangDemokrasi Kebun BianatangSetelah kalian membaca puisi di atas, coba kalian jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah Mengapa istilah demokrasi maknanya beranekaragam?2. Dapatkah kita memaksakan pemahaman tentang demokrasi kepada orang lain? Berikan Coba kalian identifikasi/temukan nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam puisi di Dari nilai-nilai yang sudah diidentifikasikan, nilai-nilai apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari?1. karena pandangan atau cara berpikir setiap orang berbeda-beda serta tingkat kecerdasan orang pun berbeda-beda yang disebabkan oleh kurangnya fasilitas atau pengajar pada suatu bidang pendidikan dalam suatu negara sehingga makna demokrasi beraneka ragam/ karena setiap orang memiliki cara berpikir nya masing-masing tentang demokrasi ini dan setiap orang yang ada memiliki hak untuk berpendapat tanpa adanya paksaan dari orang nilai moralmenurut mereka, definisi demokrasi yang disampaikan dalam puisi diatas ialah terdapat pada kalimat "sama-sama hewan yang tidak memakan satu sama lain".nilai estetis nilai ini dapat kita lihat dari bagaimana bentuk penulisannya yang sesuai dan beraturan dengan kaidah penulisan puisi pada puisi politik nilai politik yang disampaikan secara tersirat dalam puisi tersebut adalah terdapat dalam kalimat "pimpinan baru kebun binatang ingin mereposisi sebuah kandang dan tandang itu kandang penting posisinya". yang pantas dilakukan berdasarkan puisi tersebut adalah melakukan musyawarah agar tidak terjadinya pertikaian karena perbedaan masing-masing pendapat dari setiap orang sehingga tercapainya sebuah kesepakatan bersama yang diterima oleh semua orang ketika ke-17 hewan pada puisi diatas saling bermusyawarah pada puisi nilai yang tidak pantas dilakukan dari puisi tersebut jitu membenarkan salah satu pihak untuk membela kehendak pak kepala kebun binatang tersebut untuk memasukkan serigala ke kandang yang terdapat hewan lainnya yang berdampak buruk bagi keselamatan hewan lainnya yaitu jika serigala memangsa hewan yang satu kandang 2 1. Karena hampir tiap orang maupun tiap kelompok mengartikan demokrasi sesuai dengan kepentingannya. Ini berarti, demokrasi memberikan keleluasaan bagi siapa saja untuk Tidak bisa, hanya negara yang bisa memaksakan pemahaman tentang demokrasi kepada warga negaranya. Dengan catatan, pemahaman tersebut sudah disepakati melalui aturan yang resmi. Untuk itu diperlukan payung hukum yang disepakati bersama agar demokrasi bisa dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah dan Nilai-nilai yang terdapat dalam puisi di atas antara laina. Pemahaman demokrasi tidak selalu samab. Diperlukan dialog untuk merumuskan demokrasi yang adil bagi siapa Penguasa bisa memaksa warganya untuk mengikuti demokrasi, namun harus terlebih dahulu disepakati Semua nilai bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Nah untuk membantu kalian memahami makna demokrasi dan budaya demokrasi berikut ini disajikan puisi karya Tauik Ismail dalam bukunya yang berjudul Katastroi Mendunia Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma, Narkoba halaman 282 - 285. Simaklah dan maknailah. Di unduh dari : | Kelas XI SMAMASMKMAK Demokrasi Kebun Binatang Mari
Oleh Fata Sang Pujangga* Barangkali saya adalah salah satu diantara banyak orang yang suka bercermin. Sampai-sampai saya meletakkan cermin itu selebar kamar. Wah, untuk apa? Ya, agar dapat melakukan autokritik terhadap diri saya sendiri. Minimal tidak mengatakan âmonyetâ pada saudara yang sebenarnya sejenis dengan saya. Sepintas, cermin-cermin itu belum cukup bagi saya untuk melihat siapa diri saya. Serius! Namun ada satu cermin lain yang tidak lazim dilakukan oleh kebanyakan orang yaitu, buku. Pernahkah kita menjadikan buku sebagai cermin? Mungkin hanya beberapa saja diantara kita, bukan? Dengan buku, saya berupaya membaca diri saya selain pada cermin yang saya sebutkan di atas. Sebab dengan cara ini, saya tidak mudah membuat orang lain tersinggung, begitu juga kalian. Iya, enggak?! Perlu kita akui ketersinggungan itu merupakan sumber konflik yang memecahkan persahabatan dan persaudaraan. Tentu kita sudah mendengar beberapa hari terakhir, yang sudah banyak diberitakan peristiwa kerusuhan di Papua. Unjuk rasa dan kerusuhan terjadi di Jayapura, Papua, serta Manokwari dan Sorong di Papua Barat, hal itu muncul bukan tanpa ada sebab. Insiden aksi rasisme dan persekusi terjadi di Surabaya dan Malang menimpa mahasiswa asal Papua yang dilakukan oleh oknum warga dan aparat keamanan, merupakan pemicu awal dari semua itu. Sangat ironis, karena celaan kata-kata monyet dan anjing itu -sebagaimana yang disampaikan oleh Dorlince Iyowau, 17/08- dilakukan oleh oknum aparat yang seharusnya menjadi pengayom yang ramah bagi masyarakat. Pertanyaanya, apakah mereka sedang tidak sadar? Apakah mereka tidak berpikir? Padahal, manusia adalah binatang yang berpikir, dan ketika mereka berhenti berpikir, maka tinggal binatangnya saja. apakah pencela ini binatang? Mau bicara kok tidak dipikir-pikir dulu. Bicara tentang rasisme yang tidak perlu diobok-obok lagi di negeri ini dan kata-kata monyet yang dilontarkan oknum aparat pada saat itu, saya tiba-tiba ingat dengan buku Sapiens karyanya Yuval Noah Harari. Dia mengatakan manusia yang tersisa saat ini adalah satu-satunya dari banyak genus Homo yang tersisa saat ini. Harari menyebutnya Homo sapiens. Harari mengatakan, suka tidak suka Homo sapiens kita-kita ini adalah anggota dari satu famili besar dan sangat berisik yang disebut kera besar. Nah loh, kera kan sejenis monyet, masak monyet ngatain monyet.âdan ini bukan teori Darwin loh, justru dia memunculkan antitesa teori evolusi Darwin. Beberapa ratus tahun lalu, ada banyak ras atau spesies yang tergolong dalam genus Homo manusia, kata Harari. Diantaranya, ya Homo sapiens, Neaderthal dan Erectus serta Denisova dan lainnya yang saat ini sudah tidak ada. Sehingga menurut Harari satu-satunya manusia yang tersisa di muka Bumi ini adalah Sapiensâya kita-kita ini. Mengapa spesies Sapiens yang tersisah? Ada dua teori yang menjadi alasan Harari yaitu teori Pergantian dan Teori Perkawinan Silang. Saya cukup menjelaskan teori pertama saja . Teori Pergantian yang menyatakan bahwa Sapiens lah yang menggantikan spesies genus Homo atau manusia sebelumnya tanpa ada pencampuran apapun. Mengapa tinggal satu ras saja? karna ras Sapiens membantai seluruh manusia yang lainnya. Menurut Harari, motif yang paling memungkinkan proses itu terjadi adalah adanya perebutan sumber daya. Itu berarti bahwa tidak ada perbedaan ras antara masyarakat Papua, Jawa, Sumatra dan lainnya. Kita berasal dari satu ras yang sama yaitu Sapiens, yang mampu bertahan hidup sampai saat ini dari beberapa genus Homo yang ada sebelumnya. Dari penjelasan di atas, kita dapat bercermin siapa kita, siapa saudara kita, dan siapa tetangga kita? Tidak ada alasan lain bahwa kita semua adalah bersaudara. Tidak ada lagi perbedaan rasial untuk kita persoalkan. Toh, kalaupun masih ada yang mengumpat dengan kata-kata yang tidak patut, secara orang tersebut tidak sadar mengumpat dirinya sendiri. Kalau orang lain kita sebut monyet, tentu kita adalah binatang yang lebih buruk dari monyet. Atau mungkin kita sama-sama monyet ya? Maka dari itu, saya sarankan buku itu jadikan cermin, bagi oknum-oknum yang merasa terlibat dalam aksi rasisme itu. Membusuk Ada apa dengan demokrasi? Benarkah membusuk? Kalau saya jelaskan tanpa alasan, khawatir dikatakan profokatif. Patut kita ketahui bahwa calon demagog berkeliaran di negara-negara demokrasi seperti Indonesia, bahkan sekali-sekali salah satunya mencari cela untuk mendapatkan perhatian publik. Selain mereka memunculkan isu rasialisme, tindakan-tindakan persekusi dan diskriminasi sedikit-sedikit mereka tunjukkan. Mereka coba-coba menyulut perlahan untuk menyalakan paham fasisme di negeri ini. Kita juga perlu mewaspadai munculnya Orba dalam bentuk baru. Saya masih ingat akhir tahun lalu pernah membaca How Democracy Die karya Steven Levitsky & Daniel Ziblatt, dimana mereka memberikan cara bagaimana mengenali otoritarianisme pada politikus yang tak punya riwayat antidemokrasi yang jelas? Melalui tulisannya Juan Linzâseorang ahli ilmu politikâmereka bedua mengembangkan satu set berisi empat tanda peringatan terkait perilaku yang bisa membantu kita mengenali tokoh otoriter. Kata mereka, sebaiknya kita khawatir apabila seorang politikus 1 menolak aturan main demokrasi, dengan kata-kata atau perbuatan, 2 menyangkal legitimasi lawan sipil, 3 menoleransi atau menyalurkan kekerasan, atau 4 menunjukkan kesediaan membatasi kebebasan sipil, termasuk media. Sampai di sini, mari kita pura-pura menganalisis insiden yang menimpa mahasiswa Papua. Apakah indakator-indikator tersebut akan menjelaskan adanya tokoh otoriter atau sebuah sistem yang tidak sepenuhnya demokratis? Dimulai dari peristiwa yang terjadi di Malang, yang saat itu Aliansi Mahasiswa Papua AMP melakukan aksi damai, namun dihadang oleh ormas dan intel berpakaian preman. Mereka dipukul dengan helm dan dilempari batu, bagitu penuturan juru bicara AMP Wenne Huby yang saya baca di 15/08. Dari peristiwa itu terdapat tindakan-tindakan yang tidak demokratis, seperti membatasi kebebesan sipil, membatasi protes, kritik terhadap pemerintah, melakukan kekerasan yang hal ini termasuk penjabaran dari indikator ke-empat dalam buku tersebut. Begitu pula peristiwa yang terjadi di Surabaya, tidak mungkin sekelompok aparat mendatangi asrama mahasiswa Papua tanpa ada komando dari atasan. Dari pemberitaan yang saya saksikan terdapat persekusi terhadap mereka, seolah-seolah aparat-aparat ini hendak menangkap teroris. Aparat macam apa ini? Senjata menjadi alat untuk melawan mahasiswa. Selain itu aparat ini menuduh tampa dasar yang dianggap melanggar hukum. Misal menuduh mereka membuang bendera merah putih tanpa bukti. Seolah-olah mahasiswa Papua adalah ancaman eksistensial, baik keamanan nasional maupun cara hidup yang umum. Ciri-ciri tersebut sangat erat kaitannya dengan empat indikator di atas. Itu berarti apa? Otoritarianisme sedang diuji coba kembali di negeri ini. dan tubuh demokrasi sedang membusuk, terdapat ulat-ulat jahat menggerogoti tubuhnya. Melihat integrasi bangsa ini sedang terganggu. Selain persatuan yang perlu kita kokohkan dengan meredam isu-isu rasial yang profokatif, dan memperbaiki demokrasi ini, kita perlu diam-diam mengintip ada apa dan siapa di balik semua ini? * Penulis merupakan Mahasiswa Magister Ilmu Politik di Universitas Nasional Jakarta
Nah untuk membantu kalian memahami makna demokrasi dan budaya demokrasi berikut ini disajikan puisi karya Taufik Ismail dalam bukunya yang berjudul Katastrofi Mendunia Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma, Narkoba halaman 282 - 285. Simaklah dan maknailah. 47. 38 | Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Demokrasi Kebun Binatang Mari kita pergi ke kebun
Di Kebun Binatang Mereka yang kelaparan ilmu, cinta dan alam atau sekedar hiburan bertemu di sini menyaksikan hewan-hewan yang juga kelaparan kurang makan. Ular-ular yang berbisa harus diasingkan dalam kerangkeng perkasa hingga tidak lagi bisa meracuni kehidupan. Beruang yang dua kali pernah lepas dari kandang dan menerkam anak-anak mundar-mandir dalam jerjak yang membatasi ruang gerak. Serigala jantan itu sekarang kesepian dan telah berjatuhan gigi, taring dan cakarnya sendirian di dalam kandang. Sedang anjing-anjing kampung bisanya cuma menggonggong dan rebutan tulang, jikalau dihalau orang lari berpencaran tapi kemudian rebutan lagi tulang. Singa yang tua dengan gerak-gerak tua mengaum tua di kandang yang tua dan tidak lagi menakutkan anak-anak yang memandangnya sambil ketawa, dan berjingkrak-jingkrak. Ada kalanya buaya naik pula ke darat asik berjemur sambil pura-pura tidur menanti saat yang baik untuk menyergap pitik yang datang mendekat tak berjaga-jaga. Seekor banteng di kandang mengasah tanduk yang tumpul di dalam lumpur kubangan yang dibuatnya sendiri, tak berteman, tak berkawan, cuma sendirian saja. Ada dua babi hutan betina dan jantan menyungkur-nyungkur tanah mencari cacing lemah sepanjang waktu dan penuh napsu. Ringkik anak kuda yang berlari-lari ke sana ke mari memekakkan telinga para manusia dan lain-lain hewan di kebun binatang ini. Mereka yang kelaparan manusia dan hewan bertemu di sini setiap hari saling memandang, cuma saling memandang. Sumber Pabila dan Dimana 1977 Puisi Di Kebun Binatang Karya Ayatrohaedi
. 151 10 303 296 349 243 437 250
puisi demokrasi kebun binatang